Dinkes Tulungagung Temukan Tiga Sampel Jamu Mengandung BKO
Jumat, 12-11-2021 - 09:52:48 WIB
SiagaOnline.com, Tulungagung - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung temukan tiga sampel jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO).
“Dari 100 sampel yang kami kirim ke laboratorium Universitas Airlangga (Unair), ada 3 yang BKO. Yaitu berjenis obat kuat, obat pelangsing, dan obat reumatik atau keju linu,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung dr Kasil Rokhmad, MMRS melalui Kasi Farmasi dan Perbekalan Masduki kepada afederasi.com, usai menghadiri lomba jamu gendong di Barata, Selasa (9/11/2021).
Masduki melanjutkan sebenarnya jamu yang mengandung BKO tersebut merupakan merk lama pada 1980 an lalu. Namun, di masa sekarang ini bermunculan kembali.
Dinkes Tulungagung gelar Lomba Jamu Gendong Lestarikan Warisan Leluhur
khusus lansia berhadiah telur Dinkes Tulungagung gelar Vaksinasi
Bank BI Bersama Pemkot Tanjungbalai Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengendalian Inflasi Daerah
Pihaknya saat ini gencar melakukan sosialisasi yang bertujuan untuk menggeser penggunaan jamu yang mengandung BKO tersebut. Pasalnya, di era milenial seperti saat ini pihaknya lebih menekankan dan pemahaman terhadap jamu yang non BKO.
“Jamu- jamu tradisional bisa bermanfaat untuk menumbuhkan imunitas serta kebugaran tubuh,” ujarnya.
Menurut Masduki minum jamu tradisional merupakan wujud mempertahankan warisan leluhur nenek moyang Indonesia. Khususnya di Kabupaten Tulungagung ini sangat banyak ragam sumber hayati atau rimpang yang bisa bermanfaat untuk dibuat jamu.
“Nguri- nguri budaya leluhur dengan memanfaatkan rimpang,” ujarnya.
Masduki menambahkan pihaknya ingin jamu menjadi minuman yang bisa diminati para milenial saat ini. Dengan adanya inovasi produk dan kemasan diharapkan milenial menyukai jamu.
“Kita akan menginovasi agar kesan pahit pada jamu hilang,” tambahnya.
Masih menurut Masduki agar jamu bisa terjaga kualitasnya harus diperhatikan dalam pemilihan bahan baku atau kualitas rimpangnya. Bahan baku harus dicuci dengan air yang mengalir serta harus dikeringkan terlebih dahulu.
“Untuk peralatan yang dipakai juga harus steril, kalau perlu juga menggunakan alat pelindung diri (APD),” tuturnya.
Lanjut Masduki masa simpan jamu tradisional hanya selama 12 jam di suhu kamar dan jika dimasukkan lemari penyejuk bisa bertahan hanya 24 jam.
“Apabila jamu sudah berubah warna dan bergelembung maka tidak layak untuk dikonsumsi lagi,” tandasnya. (NURIN)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke:
0852-6599-9456
Via E-mail:
red_siagaonlinepku@yahoo.com / redaksisiagaonline@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :