Di antara ratusan Direktur perusahaan peserta yang hadir di acara BPJS saat itu hanya satu orang wajah yang tak asin bagiku. Ia adalah, Pak Anotona Nazara (Pemimpin Media Tabloik Bidik). Langsung saya mendekati beliau dan duduk satu meja bersamanya. Disela acara berlangsung tiba waktunya istirahat selama 30 menit untuk menikmatin secangkir kopi dan snac yang telah dihidangkan. Pada kesempatan itu, Anotona Nazara tawarkan saya manfaatkan waktu sejenak untuk merokok sebatang Sampoerna. Tak lama kemudian, Bang Nazar yang akrab disapa sehari-hari langsung menawarkan saya untuk mengukuti UKW di Lembaga Pers Dr Sutomo (LPDS) Jakarta yang digelar pada 14 November 2017 mendatang, ajaknya. Jawab saya, terimakasih ketua informasinya muda-mudahan saya dapat mengukutinnya.
Bukan hanya itu saja, beberapa hari kemudian kembali kami jumpa dengan Pak Anotona Nazara ngopi bareng di kedai kopi Kimteng tepatnya di Plaza Senapelan Lantai II bersama beberapa Pemimpin Media atau Owner yang ada di Pekanbaru. Kembali Bang Nazar mengajak untuk mengukuti UKW teman-teman lainnya. Dengan gagasan Bang Nazar pada saat itu, waktu yang sangat singkat. 7 (tujuh) orang Owner media sepakat ikut UKW di Jakarta. Tidak hanya itu, Ia ( Bang Nazara) tak pelit membagi pengalaman setelah sudah sukses mengukti UKW Utama di LPDS Jakarta, kesuksesan teman-teman adalah sebuah ke banggaan baginya. Untuk kepada rekan-rekan agar tidak gugup disaat mengikuti UKW nantiknya ada baiknya kita adakan simulasikan, kita percayakan terhadap senior kita pak Drs Pantas Sitompul pelatihnya. Dihari pertama, kami sepakat menggelar simulasi di Hotel Furaya Pekanbaru berjalan dengan lancar, kedua kalinya kembali kami adakan ditempat yang sama namun pada saat itu peserta bertambah jumlahnya hingga 11 orang pemimpin media yang ikut. Dihari 3 ketiga terakhir kami adakan simulasi di Hotel Furaya pada 10 November 2017 diluar dugaan peserta yang ikut UKW menjadi jumlah 13 orang.
Jujur, bagiku sekali berlayar pantang mundur. Tapi hati tidak bisa dibohongi, kegelisaan selalu menghantui fikiran karna berangkat dari pengalamanku yang baru saja seumuran jagung jadi pemimpin media. Apa lagi dengan usiaku yang paling termudah diantara kami peserta 13 orang dari Riau timbul dalam benak pikiranku peserta lainya sudah sangat jauh pengalaman mereka dari saya di dunia jurnalis. Mungkin, pengalamanku selama saya menjadi penulis soal buat berita seperti, kasus korupsi dan lain-lainya itu hal biasa bagiku walaupun itu ada yang salah setiap penulisanku. Tapi pertanyaan hatiku dikala itu, apakah saya dapat menggapai dambaan hatiku ingin menjadi kompeten?.
Singkat cerita, hari Selasa 14 November 2017 mulai mengikuti UKW peserta kali ini berjumlah 29 orang dari seluruh Indonesia. Untuk tingkat Muda sebanyak tiga orang, tingkat Madya dua orang dan terbanyak tingkat Utama 25 orang. Empat tenaga penguji yaitu Warif Jayanto, Ari Wibowo, Priambodo dan Dr Jufri Alkatiri memang sangat familiar. Priambodo misalnya, sesekali membuat peserta tertawa. Di hari pertama digelar Lokakarya jurnalistik. Priambodo selalu Direktur Eksekutif LPDS menyampaikan beberapa hal menyangkut pelaksanaan ujian UKW. Soal sejarah berdirinya LPDS dan kenapa UKW itu perlu, diterangkan dengan sangat jelas. Disaat itu, saya menilai diantara sekian banyak peserta pengalamanku tidak seberapa dari mereka semua, tapi saya ambil tekak”kalau mereka bisa kenapa saya tidak bisa”.
Dihari pertama, semua yang dibahas dalam lokakarya tersebut keluar dalam ujian UKW. Cuma, penerapannya dalam ujian tidak sama persis. Beda penguji, beda pula cara mengujinya dan cara penilaiannya. Sedangkan besok harinya ujian UKW dimulai. Peserta dibagi empat kelompok. Kelompok pertama delapan orang, kelompok kedua delapan orang dan kelompok ketiga sembilan orang ditambah dua orang tingkat Madya dan kelompok ke empat tiga orang, kelompok keempat yaitu tingkat Muda tiga orang. Kelompok pertama, kedua dan ketiga berembuk dan menentukan siapa yang menjadi Pimpinan Perencanaan Redaksi.
Dari setiap kelompok dipilih dua orang menjadi pemimpin rapat. Salah satu peserta yang dipilih memimpin rapat redaksi saat itu Drs Pantas Sitompul dari Riau. Sebagaimana sebuah rapat perencanaan redaksi yang lazim disebut rapat proyeksi, berjalan dengan baik. Selaku pimpinan rapat, memulai dengan pemilihan nama media yaitu Media Nasional. Dan, nama Media Nasional itulah yang menjadi nama media selama ujian dua hari. Setelah itu peserta langsung usukan rubrik yang akan dibahas pada hari itu serta menetapkan deadline. Rapat menyepakati rubrik Laporan Utama, Nasional, Daerah, Hukum dan Kriminal, Ekonomi, Pendidikan, Olah Raga dan Internasional serta rubrik lainnya. Saat itu saya menyusulkan rubric hukum yaitu, Pembangunan RTH dan Tugu Anti Korupsi Diduga Malah Dikorupsi sedangkan peserta yang lain usulkan peliputan Setia Novanto yang mangkir dari panggilan KPK, usulan dari Yulianus tentang akibat dari akan ditutupnya PT RAPP akan muncul masalah baru di Riau yaitu membludaknya pengangguran dan usulan dari peserta rapat lainnya.
Sesudah itu ujian berlanjut. Masing-masing kelompok menempati ruangan yang telah disediakan dan diuji masing-masing penguji yang telah ditetapkan. Rasa grogi masih berlanjut, namun hilang begitu saja setelah mengerjakan soal satu persatu. Tenaga penguji di kelompok kami Pak Dr Jufri Alkatiri, termasuk yang paling baik hati dan rama kepada kami. Mata ujian untuk tingkat Utama terdapat delapan topic. Diantaranya Rapat Perencanaan Redaksi, Mengevaluasi rencana liputan, Menentukan bahan liputan layak siar, Mengarahkan Liputan Investigasi, Menulis opini/editorial, Kebijakan rubrikasi, Fasilitas jejaring dan Rapat Evaluasi Redaksi.
Diakhir ujian, digelar kembali rapat. Kali ini rapat evaluasi redaksi. Rabu malam, (16/11), ujian UKW ditutup sekaligus menyerahkan piagam. Semuanya lulus dengan hasil memuaskan. Tenaga penguji masing-masing menyampaikan evaluasi secara menyeluruh. Penguji di kelas saya, Dr Jufri Alkatiri, mengumumkan nilai dikolompok kami yang terendah 75 dan tertinggi 80.
Terima kasihku buat Anotona Nazara
Peserta UKW dari Riau pantas mengucapkan terima kasih kepada Anotona Nazara. Informasi yang diberikan sungguh sangat berharga. Alumsi LPDS tingkat Utama ini menginformasikan adanya ujian UKW yang dilaksanakan oleh LPDS Jakarta. Lalu dia ajak saya untuk ikut. Dan kepada Drs Pantas Sitompul yang sangat saya muliakan terimakasih sudah bagi ilmu selama menjadi guruku dalam simulasi pelatihan UKW.
Menurutku Ujian UKW itu sangat mudah. Ini bukan omong kosong atau kata mutiara belaka. Kenapa? Yang diuji itu adalah yang pernah kita alami selama ini. Kalau memang kita benar-benar wartawan dan bertugas sebagaimana mestinya, tidak ada sulitnya. Gampang dan sungguh sangat gampang. LPDS, termasuk salah satu lembaga yang diberi mandate oleh Dewan Pers untuk melakukan UKW disamping organisasi lainnya. Kiranya, LPDS jaya terus dan jangan henti-hentinya membuat yang terbaik kepada seluruh wartawan di Indonesia. Ya’ahowu LPDS***